Kamis, 21 Maret 2013

Penalaran Induktif




Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari penyataan- pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Penalaran induktif dilakukan terlebih dahulu menyebutkan fakta-fakta khusus baru kemudian dilanjutkan dengan menyebutkan pernyataan umum sebagai kesimpulannya. Secara singkat penalaran induktif dapat digambarkan sebagai berikut:

                           
                           

Adapun bentuk-bentuk penalaran Induktif, yaitu:
1.     Generalisasi
Yaitu proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dengan kata lain, penalaran secara generalisasi dilakukuan dengan mengemukakan hal-hal yang khusus sebagai fakta. Fakta yang khusus ini hendaknya mencukupi, jangab hanya satu melainkan harus lebih dari satu agar akurat dan dapat dipercaya. Bertolak dari fakta itu, kita baru mengambil kesimpulan.
Contoh generalisasi:
·         Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

·         Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

2.     Analogi

Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Berdasarkan persamaan itulah kita menarik sebuah kesimpulan.
Contoh analogi:
·         Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

3.     Hipotesis dan Teori
Hipotese (hypo ”di bawah“, tithenai “menempatkan“) adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
4.     Hubungan kausal
Yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam hubungan kausal :
·         Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
·         Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
·         Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.


Sumber:
PT Galaxy Puspa Mega, Bahasa dan Sastra Indonesia 2, Bekasi, 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar