Sabtu, 19 Februari 2011

BUDAYA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA



Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan selalu merujuk pada sederetan sistem pengetahuan yang dimiliki bersama, perangai - perangai, kebiasaan - kebiasaan, nilai - nilai, peraturan - peraturan, dan simbol - simbol yang berkaitan dengan tujuan seluruh anggota masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Dipandang dari wujudnya, menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki ide, bentuk dan perilaku. Sedangkan dikaji dari segi unsur, kebudayaan memiliki 7 unsur pokok yaitu sistem kepercayaan, bahasa, sistem ekonomi, sistem sosial, ilmu pengetahuan, teknologi dan sni. Secara sederhana bahwa kebudayaan adalah nilai - nilai dan gagasan vital yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Seni adalah ekspresi dari jiwa manusia yang diwujudkan dalam karya seni. Pernyataan ini mengisyaratkan terjadinya kreatifitas dalam hal olah imajinasi dan olah rupa, gerak, suara, cahaya, bau dan sebagainya. Penciptaan seni terjadi oleh adanya proses cipta, karsa dan rasa. Penciptaan di bidang seni mengandung pengertiaan yang terpandu antara kreatifitas, penemuan dan inovasi yang sangat dipengaruhi oleh rasa. Namun demikian, logika dan daya nalar mengimbangi rasa dari waktu ke waktu dalam kadar yang cukup tinggi. Rasa muncul karena dorongan kehendak naluri yang disebut karsa. Karsa dapat bersifat individu atau kolektif, tergantung dari lingkungan serta budaya masyarakat.
Indonesia memiliki banyak sekali ragam budaya. Seperti, lagu yang dimiliki tiap – tiap daerah, batik tiap – tiap daerah yang tentunya ini menjadi ciri khas Indonesia yang sempat direbut negara tetangga, ada juga tarian tradisonal Indonesia.
Pada artikel ini, saya akan membahas tentang ragam tari tradisional yang ada di Indonesia khususnya di pulau jawa. Indonesia terdiri dari beberapa pulau, yang tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda pula.
Dengan berkembangnya zaman, tari tradisional jawa pun kini disukai warga negara asing. Tak jarang mereka ikut menarikan tarian jawa. Bahkan sekarang tarian jawa pun sudah di kenal di mancanegara. Ini membuktikan betapa indahnya seni tari di Indonesia.
Pulau jawa memiliki banyak sekali tarian tradisional. Diantaranya, tari bedhoyo ketawang dan tari srimpi. Hampir semua penari memakai pakaian batik yang sangat indah dan juga memakai perhiasan di kepala yang luar biasa indah dan menarik. Tari bedhoyo sendiri di pertunjukkan oleh sembilan orang wanita, dan hanya sekali setahun pada upacara peringatan penobatan raja. Merupakan tarian di istana yang sakral di kraton Solo. Dan terkenal sejak awal abad ke -17.
Pencipta tarian Bedhoyo Ketawang adalah Sultan Agung (1613-1645) raja pertama terbesar dari kerajaan Mataram bersama Kanjeng Ratu Kencanasari, penguasa laut selatan yang juga disebut Kanjeng Ratu Kidul. Sebelum tari ini diciptakan, terlebih dahulu Sultan Agung memerintahkan para pakar gamelan untuk menciptakan sebuah gendhing yang bernama Ketawang. Konon penciptaan gendhingpun menjadi sempurna setelah Sunan Kalijaga ikut menyusunnya. Tarian Bedhoyo Ketawang tidak hanya dipertunjukan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga pertunjukan setiap tahun sekali bertepatan dengan hari penobatan raja atau "Tingalan Dalem Jumenengan"
Bedhoyo Ketawang tetap dipertunjukkan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana ke-XII (sekarang), hanya saja sudah terjadi pergeseran nilai filosofinya. Pertunjukan Bedhoyo Ketawang sekarang telah mengalami perubahan pada berbagai aspek, walapun bentuk tatanan pertunjukannya masih mengacu pada tradisi ritual masa lampau. Namun nilainya telah bergeser menjadi sebuah warisan budaya yang nilai seninya dianggap patut untuk dilestarikan. Busana tari bedhoyo ketawang menggunakan Dodot Ageng dengan motif banguntulak yang menjadikan penarinya terlihat anggun.
Bedhoyo merupakan tarian yang terdiri dari sembilan orang wanita. Komposisi ini memiliki cerita sendiri yang sangat simbolik dan tidak menggunakan dialog. Gerakannya sangat halus dan lembut. Komposisi sembilan memiliki nama sendiri – sendiri, yaitu batak, jangga, dada, buncit, apit ngajeng, apit wingking, endel pojok, endel weton ngajeng, endel wetong wingking.
Tarian Serimpi merupakan tarian bernuansa mistik yang berasal dari Yogyakarta. Tarian ini diiringi oleh gamelan Jawa. Tarian ini dimainkan oleh dua orang penari wanita. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai, merupakan ciri khas dari tarian Serimpi. Tarian srimpi sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata “sang apati” sebuah sebutan bagi calon pengganti raja. Tarian ini melambangkan bekal untuk kematian (dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda.
Sesungguhnya sajian tarian jawa srimpi tersebut tidak hanya dijadikan sebagai sebuah hiburan semata, akan tetapi sesungguhnya sajian tersebut dimaksudkan sebagai bekal bagi kematian Belanda, karena kata sangopati itu berarti bekal untuk mati. Oleh sebab itu pistol-pistol yang dipakai untuk menari sesungguhnya diisi dengan peluru yang sebenarnya. Ini dimaksudkan apabila kegagalan, maka para penaripun telah siap mengorbankan jiwanya. Maka ini tampak jelas dalam pemakaian “sampir” warna putih yang berarti kesucian dan ketulusan.
Tarian ini  sengaja di tarikan  sebagai salah satu bentuk politik untuk menggagalkan perjanjian yang akan diadakan dengan pihak Belanda pada masa itu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar pihak keraton tidak perlu melepaskan daerah pesisir pantai utara dan beberapa hutan jati yang ada, jika perjanjian dimaksudkan bisa digagalkan.
Tarian Serimpi Sangaupati sendiri merupakan tarian yang dilakukan 4 penari wanita dan di tengah-tengah tariannya dengan keempat penari tersebut dengan keahliannya kemudian memberikan minuman keras kepada pihak Belanda dengan memakai gelek inuman.
Ternyata taktik yang dipakai saat sangat efektif, setidaknya bisa mengakibatkan pihak Belanda tidak menyadari kalau dirinya dikelabui. Karena terlanjur terbuai dengan keindahan tarian ditambah lagi dengan semakin banyaknya minuman atau arak yang ditegak maka mereka (Belanda) kemudian mabuk. Buntutnya, perjanjian yang sedianya akan diadakan akhirnya berhasil digagalkan. Dengan gagalnya perjanjian tersebut maka beberapa daerah yang disebutkan diatas dapat diselamatkan.
Namun demikian yang perlu digarisbawahi dalam tarian ini adalah keberanian para prajurit puteri tersebut yang dalam hal ini diwakili oleh penari serimpi itu. Karena jika siasat itu tercium oleh Belanda, maka yang akan menjadi tumbal pertama adalah mereka para penari tersebut.
Boleh dibilang mereka adalah prajurit di barisan depan yang menjadi penentu berhasil dan tidaknya misi menggagalkan perjanjian tersebut. Sehingga untuk mengaburkan misi sebenarnya yang ada dalam tarian tersebut maka nama tari itu disebut dengan Serimpi Sangaupati yang diartikan sebagai sangu pati.
Saat ini Serimpi Sangaupati masih sering ditarikan, namun hanya berfungsi sebagai sebuah tarian hiburan saja. Dan adegan minum arak yang ada dalam tari tersebut masih ada namun hanya dilakukan secara simbol; saja, tidak dengan arak yang sesungguhnya.
Kehalusan dan  kegaiban dari dua tarian agung ini sekarang bisa di lihat oleh masyarakat umum, dan dapat pula di lihat pada pertunjukkan kraton. Tentunya masih banyak lagi tarian – tarian yang terdapat di pulau jawa. Dan di dalam tarian tersebut tentu memiliki makna dan pesan tersendiri. Kita sebagai generasi muda hendaknya mencintai dan melestarikan tarian tradisional yang ada di Indonesia. Dan jangan sampai warisan budaya kita di akui dan di rebut oleh negara lain.

Sumber :
http://djonny.sman1pramb-yog.sch.id/senibudayajawa/tarianjawa.html





Minggu, 06 Februari 2011

metamorfosis kehidupan

Aku. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. namaku Intan Bahari, aku lahir 18 tahun silam, tepatnya di tanggal 23 April. Aku lahir dari keluarga yang sangat disiplin, sebagian besar keluargaku adalah seorang guru. Sementara ayahku seorang pegawai swasta, sedang ibuku seorang ibu rumah tangga, dan kakakku sekarang kuliah di universitas nasional. Sedangkan aku sekarang kuliah di Universitas Gunadarma dengan jurusan Sistem Informasi.
Aku memulai pendidikan dengan mengikuti les, pertama pada saat aku berumur 3tahun aku mengikuti kakakku untuk mengikuti les menari di sanggar persada di kawasan pasar minggu. kemudian ibuku, mendaftarkan aku untuk mengikuti les mengaji di Tpa Al Khairatus Solihin hingga aku tamat membaca Al Quran. Sementara aku juga mengenyam pendidikan dasar di sekolah dasar 08 pejaten barat. Alhamdulillah berkat bimbingan bapak ibu guru juga orang tua, aku berhasil menjadi yang terbaik di SD itu. Selama aku mengenyam pendidikan, aku selalu mendapat peringkat 1. Kemudian aku menyelesaikan pendidikan dasar dengan NEM yang cukup membanggakan orang tua.

Kemudian, aku melanjutkan pendidikan menengah pertama ke SMPN 107. Untuk saringan siswa baru, aku peringkat 30 besar. Di SMP itu aku mendapat banyak sekali ilmu hingga 3 tahun adanya. Lepas dari SMP itu, aku melanjutkan sekolah di SMA 37 Tebet.

Ini pengalaman pertamaku sekolah jauh. Untuk sampai ke sekolah aku harus menaiki 3 angkutan umum yang tentunya itu membutuhkan kocek yang cukup banyak. Di sma aku banyak mendapat ilmu, mendapat teman yang baik, dan mendapatkan guru yang benar benar berbobot.

tiga tahun kemudian aku berhasil lulus dengan nem yang cukup memuaskan. dan melanjutkan studi ke universitas gunadarma