HIDUP. Sebuah kata yang simpel, namun bila di telaah memiliki arti yang cukup kompleks. Apa sih hidup itu sebenarnya? Menurut kamus bahasa Indonesia, hidup adalah masih terus ada; bergerak sebagaimana mestinya; masih tetap ada; tidak sunyi; tidak mati. Ya begitu lah begitulah hidup dalam arti yang sempit. Lantas timbul pertanyaan di dalam hati saya, "hidup seperti apa sih yang sebenarnya saya harapkan?".Hidup bukan perkara bernyawa. Bukan perkara kenyang. Bukan perkara kaya. Bukan perkara miskin. Tetapi hidup adalah PRESTASI. Ya, menurut saya hidup adalah prestasi. Setinggi apa prestasi yang kita miliki?
Tentu bukan hanya prestasi akademik. Tetapi prestasi kehidupan. Setinggi apa dan seberapa banyak prestasi yang sudah kita ukir? Apa kita sudah berprestasi di mata Tuhan?? Apa kita sudah berprestasi dimata kedua orang tua kita? Ini yang selama ini saya renungkan.
Apa kita sudah benar-benar berprestasi dimata Tuhan? Tuhan, kekasih yang paling setia bagi umat-Nya. Tuhan pendengar yang paling baik. Tuhan pengampun yang baik. Tuhan begitu tulus mencintai kita. Tapi kita? Kita masih sering lalai. Kita masih sering malas. Selalu banyak alasan. Selalu banyak godaan yang membuat kita menjadi lalai. Ibu ku selalu bilang, "Tuhan tidak akan pernah meninggalkan mu nak. Maka, jangan sekali-kali kamu meninggalkan Tuhan". Tapi maafkan kami, Tuhan. Kami masih terlampau jauh dari-Mu. Bimbinglah kami Tuhan, agar kami senantiasa dekat dengan-Mu.
Apakah kita sudah berprestasi dimata kedua orang tua? Belum. Apa bisa di anggap berprestasi apabila kita masih kurang sopan dan kurang santun terhadap kedua orang tua kita? Apa bisa di anggap berprestasi apabila kita masih suka berbohong kepada orang tua kita? Tentu tidak. Kita masih sering mengeluh 'aduh bu/pak aku bosan. aku butuh penyegaran otak'. Coba di ingat apa pernah kedua orang tua kita mengeluh seperti itu? Sedikitpun tidak. Padahal beliau banting tulang demi anak-anaknya.
Apa kita sudah berprestasi dimata lingkungan? Bertegur sapa dengan sesama saja, jarang. Kita mungkin sering bertegur sapa, namun hanya melalui jejaring sosial. Terkadang, kecanggihan teknologi membuat kita tidak peka terhadap lingkungan. Setuju?
Inilah yang mesti kita fikirkan. Hidup bergelimang harta, hidup dengan jabatan tinggi tidak menjadikan kita berprestasi. Masih banyak prestasi yang bisa kita raih. Semoga Tuhan senantiasa mengulurkan tangan ghaib-Nya. Semoga Tuhan senantiasa memeluk kita dengan kasih-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar