Minggu, 05 Januari 2014

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan E-Learning bagi Guru dan Siswa

Kelebihan-kelebihan dari Metode e-Learning:
1. Siswa dapat mengatur waktunya untuk belajar kapan dan dimana saja mereka punya akses internet.
Metode pembelajaran secara e-learning memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengatur waktunya dalam mepelajari materi pembelajarannya dimanapun, karena adanya bantuan internet. Guru bisa membuat materi pembelajarannya dalam bentuk web atau blog, sehingga siswa bisa mengakssesnya dimanapun mereka berada.

2. Efisiensi waktu dan biaya perjalanan.
Yah, berlanjut dari poin pertama tadi, apabila siswa bisa belajar e-learning dimanapun mereka berada maka, mereka pun bisa belajar materi pembelajarannya di rumah atau dimanapun mereka sukai, sehingga siswa bisa menghemat uang dan waktunya untuk hal-hal positif lain selain belajar, seperti mengembangkan hobi mereka. Tentu saja, bukan hanya siswa yang bisa mengefisiensikan waktunya, guru pun bisa mendapat waktu lebih seperti siswa karena bisa mengupload materi dimanapun ada koneksi internet.

3. Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar secara remote melalui ruang chatting.
Guru dan siswa bisa membuat sebuah website berupa forum diskusi untuk saling berinteraksi mengenai suatu materi pembelajaran tertentu, atau jika membuat website seperti ini dianggap masih sulit maka guru pun bisa menggunakan fasilitas group yang ada di facebook, karena pengaplikasiannya sangatlah mudah. Bukan hanya guru dan siswa yang bisa berinteraksi, antara siswa pun bisa saling berinteraksi dengan siswa dari kelas lain, sedangkan guru bisa berdiskusi dengan guru dari sekolah lain.
4. Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
Dengan adanya e-Learning guru bisa menerapkan metode yang berbeda-beda dalam memberikan materi untuk siswanya, karena e-learning yang di fasilitasi oleh internet bisa membuat guru mempunyai punya cara tersendiri yang cocok dengan kebiasan siswa, guru bisa menggunakan metode diskusi dengan menggunakan fasilitas sosial media ataupun e-mail, bisa juga menggunakan website atau blog.
5. Pengembangan keterampilan TIK yang mampu mendukung aktivitas lain siswa.
Salah satu faktor pendukung supaya pembelajaran e-learning berjalan secara mulus dan lancar adalah harus didukung dengan kemampuan pengoperasian komputer dan menggunakan internet oleh guru dan juga siswa. Nah, apabila metode e-learning diterapkan, maka siswa akan mendapatkan skill tambahan berupa pengoperasian komputer dan penggunaan internet dengan baik dan benar karena pembelajaran secara e-learning dan pengoperasian TIK akan saling berjalan beriringan untuk meningkatkan kualitas siswa. Dengan modal ini, siswa mampu mengembangkan bakatnya dalam dunia internet, seperti membuat blog, website maupun forum diskusi. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika nantinya siswa bisa mengembangkan sosial media milik Indonesia sendiri, selain sosial media yang telah popular sekarang.
6. Keberhasilan menyelesaikan pembelajaran online mampu membangun kemampuan belajar mandiri dan kepercayaan diri siswa serta mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam studinya.
Tidak dipungkiri bahwa internet membantu para siswa dalam menyelesaikan berbagai materi yang diajarkan oleh guru, siswa bisa mencari semua materi yang berhubungan dengan pembelajaran yang bersifat e-learning di internet. Dengan keberhasilan ini, siswa bisa memupuk kepercayaan dirinya dalam menyelesaikan berbagai materi yang telah diajarkan oleh guru.
7. Mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
Efisiensi waktu menjadi prioritas keberhasilan dari pembelajaran e-learning. Guru bisa memberikan materi kepada siswa tanpa harus melakukan tatap muka dengan siswa di kelas, menggunakan media berupa web ataupun sosial media, maka bisa mengefisiensikan waktu. 

8. Mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
Karena materi pembelajarannya ada di internet maka siswa bisa dengan mudah melihat materi tersebut setiap saat dan setiap waktu dimanapun mereka berada, tanpa harus repot-repot membawa buku yang berat. Kapanpun siswa ataupun guru memiliki akses internet maka baik guru ataupun siswa bisa saling berinteraksi untuk mengajarkan materi.
9. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
Internet memungkinkan setiap informasi yang tersedia di dalamnya bisa kita akses secara berulang-ulang. Namun bukan hanya dengan internet guru bisa melakukan pembelajaran e-learning, guru juga bisa menggunakan media berupa power point sehingga file persentasi power point ini juga bisa diberikan kepada para siswa, sama seperti yang dilakukan oleh para dosen di Universitas.
10.         Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan.
E-learning memungkinkan guru untuk tidak harus hadir ketika siswa belajar secara e-learning, jika guru menggunakan e-learning berbasis web, maka bisa dipastikan guru tidak mutlak hadir, namun demikian guru harus mengarahkan siswa jika ada pemahaman siswa yang salah ataupun materi yang siswa kurang pahami.
11.         Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
File bahan ajar yang telah diberikan kepada siswa menjadi senjata yang paling ampuh untuk dipelajari oleh siswa, karena materi ini akan terus berada di laptop/komputer siswa selama siswa belum menghapusnya. Begitu pula dengan e-learning yang berbasis web, siswa bisa menge-save meteri pelajarannya sehingga bisa di akses walau tanpa internet.
12.         Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
Dengan e-learning yang berbasis web ataupun file tadi maka siswa yang akan berperan aktif dalam belajar. Beda ketika metode pembelajaran seperti biasa dimana guru yang menerangkan materinya secara gamblang sehingga siswa hanya berperan pasif dalam pembelajaran. Sementara kurikulum 2013 yang mulai diterapkan ini, menuntut siswa yang berperan secara aktif, sehingga e-learning menjadi solusi yang tepat untuk kurikulum 2013 ini. 

Kelebihan dari e-learning ini memungkinkan terciaptanya suasana belajar yang menyenangkan dan menghemat waktu serta sesuai dengan kurikulum terbaru yaitu kurikulm 2013. Namun dalam setiap kekurangan akan dimunculkan kelebihan dari diri tiap insan manusia, dimana kelebihan sesorang akan terlampir pula kekurangannya. Begitu pula dengan metode e-learning ini, meskipun kelebihannya sangat banyak akan ada pula kekurangannya yang akan menghambat proses pembelajaran, berikut kekurangan metode e-learning.

Kekurangan E-learning:
1. Pembelajar yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran.
Ada satu hal yang menjadi pembeda diantara para pelajar yaitu motivasi mereka. Motivasi bisa membuat siswa dengan kemampuan yang biasa menjadi seorang yang luar biasa, sama seperti Thomas Alva Edison yang memiliki motivasi luar biasa meskipun dianggap oleh gurunya sebagai orang yang bodoh, tapi dia berhasil menemukan penemuan berupa bola lampu yang mampu membuat perubahan di dunia kita hingga sekarang ini. Sama halnya dengan metode e-learning ini apabila siswa memiliki motivasi yang kuat dalam belajar maka e-learning ini akan bekerja dengan sukses terhadap siswa, namun apabila siswa tidak memiliki motivasi yang cukup untuk belajar maka, akan sulit ketika metode e-leraning ini diterapkan. Karena e-learning akan berjalan dengan baik apabila siswa yang aktif belajarnya.
2. Siswa dapat merasakan terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
Salah satu dampak penggunaan internet yang dapat kita rasakan langsung adalah internet dapat membuat kita menjadi manusia yang jarang bersosialisasi di kehidupan nyata, begitu pula dengan siswa yang belajar e-learning dengan mengakses internet.
3. Pengajar tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
Sebagai contoh, ketika di malam hari siswa ingin bertanya kepada guru dengan menggunakan media internet, kemungkinan gurunya tidak bisa membantu siswa karena ada kesibukan lain dan terlalu lelah untuk membantu siswa.
4. Koneksi internet yang lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
 
Saya pernah membaca sebuah survey bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan kecepatan internet yang lambat. Nah ini menjadi suatu masalah tersendiri ketika kita menerapkan e-learning berskala internet, karena akan sangat tidak mendukung dengan kecepatan internet yang lambat.

5. Beberapa subjek pembelajaran bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
E-learning tidak selamanya bisa kita terapkan dalam semua materi. Misalnya dengan materi fisika, dimana di fisika tiap rumus yang kita tahu sekarang memiliki yang namanya penurunan rumus. Kalau kita menggunakan internet sebagai media pembelajaran akan memakan waktu lama untuk memasukkannya.
6. Pembelajar harus menyediakan waktu untuk mempelajari software/aplikasi e-learning sehingga dapat mengganggu beban belajarnya.
Bukan hanya dengan menggunakan media internet kita menggunakan metode e-learning, kita bisa juga menggunakan software seperti macromedia flash, prezi, ataupun power point dan lain sebagainya. Nah, bagi guru mereka harus mampu menguasai software ini, begitu pula dengan siswa. Namun menguasai aplikasi seperti ini membutuhkan waktu dan pengalaman yang agak lama.
7. Pembelajar yang tidak familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
Banyak siswa yang menggunakan waktunya bukan untuk menguasai teknologi dan software terbaru yang banyak digunakan oleh orang lain. Mereka menghabisakan sebagian waktunya dengan bermain ataupun kumpul bersama teman-temannya. Nah, ini menjadi masalah karena merek akan sulit memahami materi e-learning yang diberikan dengan menggunakan software tertentu.
8. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning.
Masalah mendasar pendidikan di daerah-daerah terpencil Indonesia yaitu sulitnya membangun akses teknologi komunikasi dan informasi karena jarak yang jauh dari perkotaan, sehingga penerapan e-learning akan gagal ketika diterapkan didaerah ini.
9. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
Komputer sebagai salah satu alat dalam pelaksanaan e-learning adalah mutlak diperlukan oleh pihak sekolah baik itu guru dan siswa, sehingga pengadaan komputer disekolah wajib adanya. Namun masalah saat ini yaitu keterbatasan anggaran untuk mengadakan komputer di sekolah.
10.         Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
Gagap teknologi atau yang bahasa anak mudanya disebut GAPTEK adalah salah satu penghambat terbesar untuk menerapkan metode ini, bagaimana siswa bisa memahami materi e-learning sedangkan pengoperasian komputer saja siswa masih belum paham
11.         Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
Perubahan drastis mutlak wajib dilakukan oleh guru, semula pengetahuan yang didapatkan oleh guru atau pendidik di universitas adalah pembelajaran secara konvensional nah, dengan adanya e-learning pengetahuan guru akan metode pembelajaran akan berubah. Guru harus memahmi pembelajaran berbasis ICT sedangkan untuk menguasai ini, guru haru melakukan latihan secara intensif dan pengalaman yang banyak. 

12.         Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
Proses belajar secara e-learning memang memberikan dampak baik dalam penghematan waktu untuk tatap muka, namun dilain sisi hal ini berdampak kepada kurangnya sosialiasi diantara guru dan murid yang memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar mengajar.
13.         Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan internet.
Pengetahuan akan jaringan dan internet hanya diketahui oleh sebagian orang terutama orang-orang yang mengambil jurusan komputer. Nah, jika dalam suatu sekolah fasilitas internet tidak dapat dikelola oleh tenaga yang memang benar-benar ahli maka suatu saat akan menyebabkan fasilitas internet ini berupa router akan rusak yang membutuhkan biaya perbaikan lagi. Di sekolah pun jarang orang yang mengetahui tentang topologi jaringan komputer internet.
14.         Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

 
Masalah bagi siswa yaitu jika tidak memiliki akses internet dirumah mereka sehingga mereka terpaksa haru pergi ke warnet untuk belajar secara e-learning. Tentunya akan memakan dana lagi bagi siswa serta tidak semua tempat kita bisa menemukan wrnet, mungkin sih ada tapi letaknya yang pasti agak jauh dari rumah siswa.

Kelebihan dan kekurangan e-learning ini adalah suatu pembelajaran bagi kita para calon guru dan siswa. Namun tergantung bagaimana kita memanipulasi ataupun menyikapi kekurangan metode ini, sehingga yang menjadi kekurangan bagi metode ini menjadi hal yang biasa bagi kita.






Sumber:

Sejarah Perkembangan E-learning





E
-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :

a. Tahun 1990
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) DALAM FORMAT
mov, mpeg-1, atau avi.

b. Tahun 1994
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.

c. Tahun 1997
LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

d. Tahun 1999
sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
Melihat perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi sistem pemblajaran masa depan. Alasan efektifitas dan fleksibilitas akan menjadi alasan utama.



Sumber:

Mengenal E-Learning



Apa Sih E-Learning itu?

Menurut Wikepedia, Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :

1. Jaya Kumar C. Koran (2002)
e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
2. Dong (dalam Kamarga, 2002)
e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Rosenberg (2001)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
4. Darin E. Hartley [Hartley, 2001]
e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
5. LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).




Sumber: